Kamis, 22 Mei 2008

TERSAYAT RINDU


Secarik rindu kutebarkan di sela-sela angin yang bertiup

Biar berhembus menyeberangi segara

Menyampaikan salam jiwaku yang tersayat rindu

Biar kauhirup dan merasuk jiwamu yang murni

Biar kaurasa perihnya hati yang tengah merindu

Biar kautahu betapa berat kulewati hari-hari

Digelayuti rindu, dibebani rindu

Tiap menitnya, tiap detiknya

Hatiku semakin dalam tersayat rindu

Dipenuhi keingintahuan kapan rindu ini mencapai akhirnya

Perih, pedih, hati ini semakin luka

Tersayat rindu, teriris menjadi serpih kecil

Dipenuhi keingintahuan apakah kau mengalami luka yang sama..


Hati ini muak akan rindu yang semakin memenuhi rongga dada

Mengalir bersama darahku, menggelegak

Memenuhi tiap desir nafasku dengan sepercik rindu

Rindu tanpa ujung, rindu yang tak berbatas

Rindu yang memuakkan


Secarik rindu kutebarkan di sela-sela angin yang bertiup

Biar kau hirup dan kau rasakan

Betapa rindu begitu sesak dan menyiksa

Biar kau tahu bahwa rindu itu perih

Biar kau tahu bahwa rindu itu pedih

Biar kau tahu bahwa aku rindu













Beri aku ilmu


Aku haus

Haus akan ilmu

Ilmu..

Ilmu..

Jiwa ini dipenuhi dahaga, Dahaga akan ilmu

Ilmu..

Ilmu..

Pikiranku lapar, Lapar akan ilmu

Ilmu..

Ilmu..

Hidupku rindu, rindu akan ilmu

Beri aku ilmu Ya Tuhan

Untuk memenuhi dahaga ini

Untuk mengenyangkan jiwaku ini

Untuk menghapus rindu ini


Aku ingin ilmu

Ilmu yang menggelegak dalam mata air pengetahuan

Ilmu yang tak pernah kering

Aku ingin melahapnya, Sepuas hatiku

Menelan bulat-bulat

Lalu mencernanya

Merasakannya mengalir di pembuluh darahku

Menggelegak dalam otakku

Mendidihkan gelora keingintahuanku

Memuaikan kapasitas otakku

Lalu memuntahkannya

Dalam kepingan-kepingan ide

Menggenggamnya di sela jemariku

Lalu membaginya pada orang lain


Tuhan,

Sungguh aku haus akan Ilmu

Ku mohon berikanlah aku ilmu

Ilmu yang tak pernah kering

Ilmu yang mampu membuat setiap orang bahagia

Ilmu yang dapat membawa kedamaian


Wahai Sumber Segala Ilmu

Kumohon,

Berikanlah aku ilmu sebanyak yang mampu kuterima

0 Comments:

Post a Comment