Senin, 16 Februari 2009


Aku pingin banget punya sahabat sejati, yang walau jarak puluhan kilometer memisahkan tidak sanggup merenggangkan hubungan kami. Sahabat tempat berkeluh kesah, yang akan merelakan pulsanya hanya untuk membalas sms-smsku yang sedang suntuk, yang memasukkan aku dalam urutan teratas orang yang akan ditelponnya jika ia dapat bonus pulsa, yang menjadikanku termasuk orang yang pertama tahu tentang peristiwa-peristiwa penting dalam hidupnya. Aku ingin dianggap berharga oleh orang lain, aku ingin melepas semua topengku dan menjadi aku yang benar-benar aku, aku ingin berbagi semua cerita dalam hidupku dengan seorang yang kuanggap sahabat dan menganggapku sahabat
Tapi sayangnya sampai sekarang aku belum menemukannya, orang yang menjadi bagian dari hari-hariku dan menjadikanku sebagai bagian dari hari-harinya, orang yang akan selalu kukenang dan mengenangku, orang yang selalu ada kapan pun aku membutuhkannya. tapi aku sudah capek mencari. Bisa dibilang aku sudah pesimis, trauma.. karena setiap kali aku merasa sudah menemukannya dan begitu kami terpisahkan jarak, aku harus menerima kenyataan bahwa aku salah
Aku selalu iri ketika seseorang menerima telpon dari temannya dan kemudian menghabiskan berjam-jam untuk saling berbagi cerita
Aku selalu iri ketika seseorang bersmsan dengan sahabatnya dan saling memberi nasihat
Aku selalu iri ketika seseorang telah menemukan sahabat sejatinya dan dapat mempertahankan hubungan itu sampai tua
Aku selalu ingin mempunyai seorang sahabat sejati, tidak hanya untuk masa kini, tapi yang juga akan bertahan hingga mati
Aku ingin seorang sahabat, yang dapat kukenalkan pada cucu-cucuku kelak
Seorang sahabat sejati yang tak lekang oleh waktu, yang tak luluh akan jarak
Seorang sahabat sejati yang benar-benar berbagijiwa denganku

Timbunan puisi di otakku

04022009

Aku melihatmu

Menari di atas awan

Meniti lenkungan pelangi

Bercanda dengan hembusan angin

Dan tersenyum pada bintang-bintang

Aku pun hanya bisa terpaku mengagumimu

Aku tak bisa membedakan

Apakah kau manusia atau malaikat yang turun dari surga

05022009

Kalau memang bidadari itu ada

Kau pastilah salah satunya

Dapat kubayangkan kau menghampiriku

Tersenyum dan bercerita tentang surga

Lalu kaubentangkan sayapmu

Mengajakku terbang bersama angin

Menari di antara rintik hujan

Menaburkan tawa di penjuru bumi

Dan jikalau saat itu tiba

Aku tak peduli lagi

Jika aku harus mati saat itu juga

05022009

Aku hanyalah setetes hujan

Yang tak bisa memilih akan jatuh kemana

Ke samudra luas dan menjadi debur ombak biru

Atau ke kubangan lumpur di pinggir jalan raya

Aku tidak bisa menentukan takdirku

Akankah aku menjadi air mineral dalam botol plastik

Atau membeku menjadi gunung es di kutub selatan

Aku tidak bisa mengatur jalan hidupku

Mungkinkah aku menjadi permata di tanah kering

Atau menjadi banjir dan dihujat manusia

Aku hanya setetes hujan

Yang tidak bisa memilih akan jatuh kemana

Yang tidak bisa menentukan takdirku

Yang tidak bisa mengatur jalan hidupku

Tapi aku selalu bersyukur diciptakan-Nya

Menjadi rintik hujan

Yang di tiap atomnya terdapat sepenggal harapan

03022009

Aku ingin menjadi secercah sinar

Yang menari di celah-celah angin

Yang bermain diantara gelombang

Yang bercanda dengan rerumputan

Yang bertegur sapa dengan ilalang

Yang menyusup di sela kata-kata

Yang menerobos lorong-lorong sunyi

Yang mendobrak celah-celah kehidupan

Yang mengusir keputusasaan

Yang memerangi kegelapan

Yang datang membawa harapan

Aku ingin menjadi secercah sinar

Yang menyebarkan cahaya

Di rongga-rongga jiwa manusia

;;