Jumat, 13 Juni 2008

Segenap cinta bagi sang ratu bulan

Ku hanya terdiam memandang rembulan
Menanti dalam sunyi
Termenung dalam sepi
Kapankah kau akan turun ke bumi duhai putri malam?
Bukankah kau telah berjanji padaku
Tuk datang menemuiku tiap purnama menjelang
Menemaniku di malamku yang sunyi
Menghapuskan rinduku padamu
Atau kau ingin aku yang berlari meniti awan
Mengepakkan anganku, terbang ke sisimu
Jejakkan kakiku di istanamu yang selalu menyilaukan khayalku

Telah lewat tengah malam, hai rembulan
Tapi kenapa masih tak kau biarkan ratumu menemuiku?
Akankah kau ingkari janjimu itu padaku?
Yang kau tiupkan di sela desah angin
Di kala rindu menusuk-nusuk kalbuku
Akankah kau dustai sumpahmu itu padaku?
Yang dipersaksikan keheningan malam
Di saat aku mulai terkapar tak berdaya karena rindu

Telah hampir fajar, wahai rembulan
Sudah hampir habis waktumu bersinar
Tapi mengapa ratumu tak kunjung melayang ke pelukanku
Tak tahukah dia bahwa hatiku telah sesak?
Terlalu penuh oleh rindu
Haruskah kuadukan kau pada sang mentari?
Agar dia tak lagi membiaskan sinarnya padamu
Biar kau dan ratumu hidup dalam gulita
Biar engkau kehilangan pesonamu
Agar aku tak perlu lagi melihat wajahmu
Agar aku tak perlu melihat keangkuhanmu
Agar aku tak perlu mengingatmu wahai ratu bulan

Wahai sang ratu bulan
Tak kau lihatkah cahaya mentari menyusup di sela bebukitan?
Telah hampir habis waktumu
Tapi mengapa kau tak kunjung datang?
Mengapa kau sungguh tega membohongi aku?
Haruskah kutunggu Tuhan menumbuhkan sepasang sayap di punggungku?
Agar aku dapat terbang menemuimu
Dan membawamu lari dari istana bulanmu..

0 Comments:

Post a Comment